LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
GENETIKA DAN BIOLOGI
MOLEKULER
(ELEKTROFORESIS DNA (SDS-PAGE))
Disusun oleh:
NAMA : LASINRANG ADITIA
NIM : 60300112034
KELAS : BIOLOGI A
KELOMPOK : V (Lima)
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Genetika dan Biologi Molekuler dengan judul “Elektroforesis DNA
(SDS-PAGE)” yang disusun oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi A
Kelmpok : V (lima)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, Desember 2014
Kordinator Asisten
Asisten
(Muhammad Alamsyah) (Risnawati)
60300110
60300111059
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Isna Rasdiana Aziz, S.Si, M.Sc.)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk memisahkan, mengidentifikasi,
mengkarakterisasi, dan purifikasi dari molekul DNA atau RNA dengan
elektroforesis SDS-PAGE.
B. Dasar
Teori
Elektroforesis berasal dari bahasa Yunani yang
mempunyai arti transport atau perpindahan melalui partikel-partikel listrik.
Elektroforesis adalah suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan
molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik (titik isoelektrik).
Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar
muatan dan sifat kimia dari molekul. Molekul terlarut dalam medan listrik
bergerak atau migrasi dengan kecepatan yang ditentukan oleh rasio muatan dan
massa. Sebagai contoh jika dua molekul mempunyai massa dan bentuk yang sama,
molekul dengan muatan lebih besar akan bergerak lebih cepat ke elektrode. Bila
arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein
plasma maka komponen-komponen protein tersebut akan mulai bermigrasi. Kecepatan
molekul yang bergerak pada medan listrik tergantung pada muatan, bentuk dan
ukuran. Dengan demikian elektroforesis dapat digunakan untuk separasi
makromolekul (seperti protein dan asam nukleat). Posisi molekul yang
terseparasi pada gel dapat dideteksi dengan pewarnaan atau autoradiografi,
ataupun dilakukan kuantifikasi dengan densitometer (Magdeldin, 2012).
Dasar elektroforesis adalah pembentukan suatu ke tidak
homogenan atau gradasi konsentrasi sepanjang sistem. Koloid, protein enzim
menunjukkan mobilitas elektroforesis spesifik dan titik isoelektrik yang dapat
digunakan untuk identifikasi zat-zat spesifik. Pemisahan dapat dilakukan bila
senyawa-senyawa yang telah terpisah tidak secara spontan bercampur kembali
akibat sirkulasi konvektif. Pada elektroforesis, medan listrik dialirkan pada
suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan (Martin, 1996).
Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan
pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA,
yang bergerak menuju kutub positif (anode), sedangkan partikel-partikel
bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode). Prinsip
inilah yang dipakai dalam elektroforesis untuk memisahkan molekul-molekul
berdasarkan muatannya sehingga pergerakan molekul-molekul tersebut pada suatu
fase diam (stationary phase) dalam sebuah medan listrik akan berbeda-beda. Oleh
karena partikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam
medan listrik. Kemampuan perpindahan pergerakan muatan molekul tersebut menuju
ke arah kutub yang berlawanan merupakan suatu parameter kecepatan dalam proses
elektroforesis yang dinyatakan sebagai mobilitas elektroforetik (Lisdiyanti, 1997).
Teknik elektroforesis dapat dibedakan menjadi dua
cara, yaitu : elektroforesis larutan dan elektroforesis daerah. Pada teknik
elektroforesis larutan, larutan penyangga yang mengandung makro-molekul
ditempatkan dalam suatu kamar tertutup dan dialiri arus listrik. Kecepatan
migrasi dari makro-molekul diukur dengan jalan melihat terjadinya pemisahan
dari molekul (terlihat seperti pita) di dalam pelarut. Sedangkan teknik
elektroforesis daerah adalah menggunakan suatu bahan padat yang berfungsi
sebagai media penunjang yang berisi (diberi) larutan penyangga. Media penunjang
yang biasa dipakai adalah gel agarose, gel pati, dan kertas sellulose
poliasetat (David, 2009).
C. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu
dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Hari/tanggal :
Senin/15 Desember 2014
Waktu : 08.00-10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Genetika dan Molekuler
Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
D. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu beaker
glass (10, 250, 500, dan 1000 ml), sarung tangan, spatula, batang pengaduk,
gelas ukur, erlenmeyer, aluminium foil, pipet ukur, pipet, timbangan digital,
mikropipet, sentrifuge, refrigator, pH meter, eppendorf, masker, power supply,
plakon, perangkat elektroforesis SDS-PAGE dan kamera digital.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu ekstrak antigen OMP, amonium persulfat (APS),
akrilamid, aquadest steril, bis-akrilamid, SDS, Tris base, TEMED, glysin, b-mercapetanol,
metanol, NaCl, asam asetat glasial, bromofenol biru, gliserol, coomassie
briliant blue R-250 (CBB R250), marker protein, dan Tris-HCL.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu:
1.
Persiapan Gel
Menyusun
lempeng kaca serta spacer dan menutup celah diantaranya menggunakan agar 2%
secukupnya
|
Membersihkan
plat kaca dengan aquadest dan etanol (70%)
|
Menyiapkan
gel poliakkrilimide-SDS 10%
|
Menuang
campuran gel pemisah ke dalam ruang antara lempeng kaca dan meneteskan
isobutanol dan biarkan selama 30 menit dan menyiapkan gel penumpuk
|
Setelah
gel pemisah berpolimerisasi, menuangkan campuran gel penumpuk di atasnya
dan menyiapkan sisir plastik (pembentuk sumur sampel)
|
Setelah
gel penumpuk berpolimerisasi, lepaskan sisir dari bagian atas dan klem
serta spacer bagian bawah
|
Letakkan
lempeng kaca yang berisi gel secara vertikal pada alat elektroforesis dan
klem. Isi tempat dapar dengan dapar elektroda. Singkirkan gelembung udara
pada bagian bawah gel
|
2.
Persiapan sampel-sampel protein
Memakai
sarung tangan dan teknik-teknik keselamatan laboratorium
|
Menyiapkan
3 tabung mikrosentrifus dan menandainya, menambanhkan 450 ml buffer sampel
dan 250 ml b-merkaptoetanol ke setiap tabung tersebut. Transfer 50 ml
sampel protein ke masing-masing tabung
|
Menvortex
pelan-pelan supaya endapannya dicampur rata dengan buffer
|
Memasukkan
semua tab ung ke dalam waterbath selama 5 menit setelah itu mensentrifuse
semua tabung selama 3 menit dengan kecepatan 14.000 rpm
|
3. Loading
and Running the Gel
Hubungkan
alat elektroforesis dengan power supply. Jalankan elektroforesis selama 4
jam
|
Memasukkan
10 ml sampel protein ke dalam sumur
|
4.
Pewarnaan Gel
Setelah
waktu untuk menjalankan pemisahan protein selesai, matikan power supply dan
melepaskan kabel dari elektroforesis
|
Memindahkan
ke tempat pencui dan mengganti larutan pencuci beberapa kali hingga warna
latar memudar dan pita-pita protein terlihat jelas dan terakhir menfoto
hasil gel
|
Mengangkat
spacer pada kedua sisi lempeng kaca, kemudian pisahkan lempeng kaca dari
gel
|
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yaitu sebagai berikut ini:
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
|
Mengencerkan
buffer dengan konsentrasi tertentu.
|
2.
|
|
Menambahkan
agarosa.
|
3.
|
|
Malarutkan
agarosa.
|
4.
|
|
Mendinginkan
larutan.
|
5.
|
|
Mempersiapkan
cetakan gel agarosa.
|
6.
|
|
Menuang
larutan ke dalam cetakan.
|
7.
|
|
Melepaskan
gel agarosa yang telah memadat dari cetakan.
|
8.
|
|
Menyiapkan
alat elektroforesis.
|
9.
|
|
Memasukkan
sampel ke dalam sumur gel agarosa.
|
10.
|
|
Memasang
tutup pengaman.
|
11.
|
|
Menghubungkan
alat elektroforesis ke Power supply dan
menjalankannya.
|
12.
|
|
Melepaskan
semua kabel dari alat elektroforesis dan membuka penutup pengaman.
|
13.
|
|
Memasukkan
gel hasil elektroforesis ke dalam suatu wadah yang berisi larutan buffer.
|
14.
|
|
Menambahkan
Ethidium Bromida (EtBr) ke dalam
wadah tersebut.
|
15.
|
|
Menggoyangkan
wadah hingga seluruh EtBr tercampur dengan larutan.
|
16.
|
|
Mendiamkan
selama 5-10 menit.
|
17.
|
|
Menyiapkan
sinar UV-Transilluminator.
|
18.
|
|
Mengangkat
gel ke atas UV-Transilluminator. Meletakkan dengan hati-hati, jangan sampai
terbentuk gelembung udara.
|
19.
|
|
Meletakkan
kamera di atas hood. Memotret
fragmen DNA hasil elektroforesis tanpa menggunakan flash pada kamera.
|
20
|
|
Hasil
dari pewarnaan gel.
|
G. Pembahasan
Elektroforesis merupakan metode analisis fisika
berdasarkan kecepatan migrasi partikel bermuatan yang terlarut atau
terdispersi, dalam larutan elektrolit dibawah medan listrik. Prinsip pemisahan
dengan elektroforesis gel adalah pemisahan suatu molekul organik dari
campurannya melalui suatu gel dalam suatu medan listrik. Pemisahan terjadi
tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran.
Elektroforesis gel digunakan untuk memisahkan atau
melihat kemurnian DNA atau protein yang tidak bisa diperoleh dengan metode lain
seperti gradient sentrifugasi. Media yang banyak dipakai dalam proses pemisahan
ini adalah agarose atau akrilamid. Agarose digunakan untuk memisahkan
molekul-molekul yang lebih besar karena memiliki ukuran partikel yang lebih
besar. Sehingga daya pisah dari agarose (resolusi) lebih kasar (lebih lemah)
dibandingkan akrilamid. Akrilamid memiliki ukuran partikel yang lebih halus sehingga
daya pemisahannya lebih baik. Elektroforesis melalui gel agarosa atau
poliakrilamid merupakan Teknik ini merupakan teknik yang sederhana, cepat, dan
dapat memisahkan molekul yang diinginkan dari matriksnya yang tidak dapat
dilakukan oleh prosedur lainnya, seperti sentrifugasi gradient.
Metode standar yang digunakan untuk memisahkan,
mengidentifikasi dan memurnikan fragmen DNA adalah elektroforesis gel agorose.
Teknik ini sederhana, cepat terbentuk, dan mampu memisahkan campuran potongan
DNA sesuai dengan ukurannya secara akurat, dibanding dengan densitas gradient
sentrifugasi. Agarosa yang disaring dari ganggang laut merupakan polimer dengan
dasar struktur D-alaktosa dan 3,6 –anhidro L-galaktosa. DNA dari 200 basa
sampai 50 kilo basa dapat dipisahkan dengan gel agarosa dengan berbagai
konsentrasi agarosa. Gel agarosa biasanya dilakukan dalam konfigurasi
horizontal dalam kekuatan medan listrik dan arah tetap.
Gel yang biasa digunakan agarosa. Gel agarosa dapat
melakukan pemisahan sampel DNA dengan ukuran dari beberapa ratus hingga 20.000
pasang basa (pb). Molekul DNA bermuatan
negatif sehingga nanti di dalam medan listrik akan bermigrasi melalui matriks
gel menuju kutub positif (anode). Makin besar ukuran molekulnya, makin rendah
laju migrasinya. Gel agarosa dibuat dengan melelehkan agarosa dengan buffer dan
kemudian dituangkan pada cetakan dan diamkan sampai dingin. Setelah mengeras,
agarosa membentuk matriks dengan kerapatan yang ditentukan oleh konsentrasi
agarosa. Jika medan magnet diberikan antara kedua ujung gel, DNA yang bermuatan
negatif pada pH netral, bergerak ke anoda. Kecepatan migrasi ini ditentukan
oleh ukuran (panjang) DNA, konformasi DNA, konsentrasi agarosa dan besaran
tegangan yang digunakan. Molekul DNA untai ganda linear, yang diletakkan pada
salah satu ujung gel, bergerak melalui matriks gel pada kecepatan yang
berbanding terbalik terhadap log jumlah asam basa. Molekul yang lebih besar
bergerak lebih lama karena terjadi gesekan lebih besar. Hal ini disebabkan DNA
harus melewati pori-pori gel sehingga kurang efisien lajunya dari pada molekul
yang lebih kecil. Fragmen DNA linear dengan panjang tertentu bermigrasi dengan
kecepatan yang berbeda pada gel yang mengandung konsentrasi agarosa berbeda.
Cara yang paling mudah untuk mendeteksi adanya DNA dengan menggunakan etidium
bromide, suatu senyawa berfluoresensi yang biasanya digunakan untuk mendeteksi
DNA pada gel agarosa atau poliakrilamid. Manfaat elektroforesis gel antara lain
untuk mengetahui ukuran fragmen DNA dari produk PCR,memisahkan produk DNA dari
hasil digesti yang berbeda ukuran,lalu dapat disequencing, dan juga
untuk pemurnian atau purifikasi DNA. Elektroforesis dapat diaplikasikan untuk
berbagai macam kegiatan,antara lain membandingkan gen homolog dari spesies yang
berbeda, mengetahui susunan sekuens berbagai genom, DNA finger printing,
mengetahui ada atau tidaknya gen-gen penyebab kelainan genetik atau penyakit
tertentu, mendeteksi lokasi dan jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu, mengetahui
aktivitas gen selama perkembangan berbagai tipe sel organisme atau aktivitas
gen sebelum dan sesudah diberi perlakuan tertentu, mempelajari evolusi di
tingkat molekular, mengetahui variasi genetik dalam populasi natural di alam,
menentukan atau mengidentifikasi berat molekul fragmen DNA, RNA, protein dan
aktivitas enzimatik, menganalisa fragmen DNA yang diamplifikasi melalui PCR, mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan genetik antar individu, dan menentukan jumlah fragmen
DNA yang dikloning dalam rekombinan plasmid DNA.
H.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini bahwa elektroforesis
merupakan metode analisis fisika berdasarkan kecepatan migrasi partikel
bermuatan yang terlarut atau terdispersi, dalam larutan elektrolit dibawah
medan listrik. Prinsip pemisahan dengan elektroforesis gel adalah pemisahan
suatu molekul organik dari campurannya melalui suatu gel dalam suatu medan
listrik. Pemisahan terjadi tergantung pada muatan, bentuk dan ukuran.
DAFTAR
PUSTAKA
David G. Watson. 2009. Analisis Farmasi. Jakarta : EGC
Lisdiyanti.
Polymerase Chain Reaction: Cara Mudah
Memperbanyak DNA. Bogor: Warta
Biotek, 1997.
Magdeldin,
Sameh. Gel Electrophoresis-Principles and
Basics. Rijeka: InTech Publisher,
2012.
Martin, R. Gel electrophoresis: Nucleid acids. Oxford:
Bros Scientific Publishers Ltd., 1996.
No comments:
Post a Comment