## MOHON MENGKLIK SALAH SATU KONTEN IKLAN YANG MUNCUL DI BLOG KAMI SEBAGAI BENTUK DONASI PENGUJUNG YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MAINTENANCE BLOG KAMI ##

Wednesday 26 June 2013

LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN SARAF


LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul “Jaringan Saraf” yang disusun oleh:

Nama               : Lasinrang Aditia
Nim                 : 60300112034
Kelas               : Biologi B
Kelmpok          : I (satu)

            Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

 Samata-Gowa, 23 Mei 2013

Kordinator Asisten                                                                                Asisten




 (Asbar Hamzah)                                                                                 (    Hajrah    )
   60300110006                                                                                  60300110014

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab





(Maisya Al Banna S.Si, M.Si)





A. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui struktur histologi jaringan saraf.
B. Dasar Teori
            Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson.Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Semua jaringan mencerminkan sejarahnya dengan memeperlihatkan berbagai kemampuannya untuk penyesuaian dri pada keadaan baru selama hidup mereka. Jaringan saraf juga menspesialisasikan diri dalam kemampuan sepeti ini, menuju kea rah fungsi belajar dan ingat yang tidak begitu banyak dipahami. Meskipun banyak sifat khas organissi pesarafan itu telah terprogram secara genetik, namun detail– detail dari kontak–kontak seluler dan pembentukan sirkuit fungsional untuk popolasisel tampaknya terpengaruh oleh keadaan yang biasanya terdapat apabila sel-selnya memperoleh kontak mereka yang pertama (Gerrit, 1988: 132).
            Jaringan saraf merasakan adanya stimulus atau rangsangan dan menghantarkan sinyal dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Unit fungsional jaringan saraf adalah neuron, atau sel saraf, yang secara unik dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf. Neuron terdiri atas sebuah badan sel dan dua atau lebih penjuluran, atau proses yang disebut dendrite dan akson, yang panjangnya bias mencapaisatu meter pada manusia. Dendrit menghantarkan impuls dari ujungnya menuju bagian neuron yang lainnya. Akson menghantarkan impuls menuju neuron lainnya atau menuju efektor (Campbell, 2004: 8).
            Semua fungsi di dalam suatu organism diatur dan disesuaikan dengan sangat seksama, dikoordinasikan dengan fungsi organ-organ lainnya, dan diintegrasikan menurut kebutuhan-kebutuhan tubuh. Koordinasi dan integrasi fungsi alat-alat tubuh dilaksanakan oleh sistem saraf (neural) dan sistem endokrin (hormonal). Pada umumnya, sistem saraf mengatur aktivitas tubuh yang berlangsung relative cepat, seperti kontraksi otot dan sekresi kelenjar, sedangkan sistem endokrin dengan pencapaian organ targetnya, relative berlangsung lebih lambat, seperti proses metabolisme. Suatu persambungan antara dua neuron disebut sinaps. Kedua neuron itu biasanya tidak melekat langsung satu dengan yang lain tetapi dipisahkan oleh suatu celah sempit, yang disebut celah sinapsis (Yusminah, 2007: 87).
            Unit fungsional system saraf pada vetebrata maupun avetebrata adalah neuron. Sel yang sangat terspesialisasi itu, yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan pada kebanyakan sel eukariotik, sangat teradaptasi bagi komunikasi berkat penjuluran–penjulurannya yang laksana kabel. Dendrit adalah penjuluran–penjuluran, seringkali bercabang–cabang seperti pohon, yang mengangkut impuls menuju badan sel pusat. Badan sel adalah daerah  yang lebih tebal di neuron dan mengandung nucleus serta sebagian besar sitoplasma. Akson adalah penjuluran, umumnya sangat panjang, yang mengangkut impuls menjauhi badan sel. Sistem saraf dibangun oleh komponen – komponensel saraf atau neuron, sel-sel glia (sel Schwann, oligodendrosit, migroglia, ependim, astrosit, dan sel-sel satelit) dan jaringan ikat sejati (Fried, 2000: 255).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal  : Selasa/ Mei 2013
Waktu           : 15.00-17.00 WITA
Tempat          : Laboraturium Zoologi Lantai II Fakultas Sains dan Teknologi
                        Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                        Samata-Gowa

2. Alat dan Bahan
a. Alat
               Adapun alat yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu kain planel dan mikroskop binokuler.
b. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan pada percobaan ini yaitu Ghoat nerve cell smear, Human Sympathetic nerve dan Nerve cell.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengamati bahan satu persatu dibawah mikroskop
3. Menggambar hasil pengamatan dan memperhatikan perbesaran yang telah digunakan, mewarnai dan memberi keterangan.
4. Membersihkan meja praktikum sebelum meninggalkan laboratorium.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
         







          Keterangan:
          1. Dendrit                                                        5. Nodus ranvier
          2. Badan sel                                                    6. Sel schwann
          3. Nukleus (inti sel)                                          7. Sinapsis
          4. Akson                                                         8. Mitochondrium
     2. Pembahasan
Saraf adalah bagian dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls saraf, atau disebut potensial akson. Pada hasil pengamatan preparat Ghoat nerve cell smear, Human Sympathetic nerve dan Nerve cell, pada ketiganya hampir semua sama terlihat adanya badan sel, Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl. Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek. Bagian ini disebut dendrit.
Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit.
Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter. Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis. Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol sinapsis. Pada hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin. Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi asetat dan kolin.
Ujung akson setiap neuron membentuk tonjolan yang didalamnya terdapat mitokondria untuk menyediakan ATP untuk proses penghantaran rangsang dan vesikula sinapsis yang berisi neurotransmitter umumnya berupa asetilkolin (ACh), adrenalin dan noradrenalin. Ketika rangsang tiba di sinapsis, ujung akson dari neuron pra-sinapsis akan membuat vesikula sinapsis mendekat dan melebur ke membrannya. Neurotransmitter kemudian dilepaskan melalui proses eksositosis. Pada ujung akson neuron pasca-sinapsis, protein reseptor mengikat molekul neurotransmitter dan merespon dengan membuka saluran ion pada membran akson yang kemudian mengubah potensial membran (depolarisasi atau hiperpolarisasi) dan menimbulkan potensial kerja pada neuron pasca-sinapsis. Ketika impuls dari neuron pra-sinaps berhenti neurotransmitter yang telah ada akan didegradasi. Molekul terdegradasi tersebut kemudian masuk kembali ke ujung akson neuron pra-sinapsis melalui proses endositosis.


E. Kesimpulan dan Saran
     1. Kesimpulan
                     Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu jaringan saraf dibagi menjadi unit fungsional yaitu neuron yang merupakan sel saraf yang terspesialisasi yang mengandung berbagai organel khas yang ditemukan pada kebanyakan sel eukariotik, dan sangat beradaptasi bagi komunikasi berkat penjuluran-penjulurannya yang seperti kabel. Dendrite merupakan penjuluran-penjuluran yang seringkali bercabang-cabangseperti pohon yang menyangkut impuls menuju badan pusat sel. Badan sel merupakan daerah yang lebih tebal di neuron dan mengandung nucleus serta sebagian besar sitoplasma. Dan akson merupakan penjuluran yang mengangkut impuls menjauhi badan sel.
2. Saran
                     Adapun saran pada praktikum ini yaitu dalam mengamati preparat jaringan saraf harus dilakukan secara teliti agar mendapatkan hasil yang maksimal dan sebaiknya di dalam ruang pengamatan menggunakan mikroskop trinokuler ditambah kipas angin supaya pada saat pengamatan tidak kepanasan.








DAFTAR PUSTAKA
Bevelander, Gerrit. Dasar-Dasar  Histologi. Jakarta: Erlangga, 1998.
Champbell. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga, 2004.
H.Fried,ph.D, George.  Biologi Edisi Kedua.Jakarta: Erlangga, 2000.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.

No comments: