LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Invertebrata dengan judul “Porifera” yang disusun
oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi B
Kelmpok : I (satu)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa, 21 Mei 2013
Kordinator Asisten Asisten
(Hasnah S.Si) (Irawan
Prasetyo)
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Ar. Syarif Hidayat S.Si, M.Kes)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu
untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong porifera dan
mengklasifikasikannya.
B. Dasar Teori
Hewan
spons atau disebut juga sebagai kelompok porifera merupakan hewan multiseluler
yang primitif. Tubuhnya tidak memiliki jaringan ataupun organ sesungguhnya.
Semua hewan dewasa anggota dari filum porifera bersifat menempel atau menetap
pada suatu dasar dan hanya menunjukkan sedikit gerakan. Kata porifera berasal
dari bahasa latin, ponus berarti lubang kecil, sedangkan ferra
berarti mengandung atau mengembang. Kata tersebut untuk menunjukkan akan
kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan yang memiliki banyak
lubang-lubang kecil dan bila disingkat cukup disebut hewan berpori (Yusminah,
2007: 8).
Umumnya, hewan-hewan anggota filum Porifera hidup dilaut, dan hanya
beberapa yang hidup dalam air tawar. Hewan-hewan itu tidak aktif, tidak
bertangkai (tumbuh pada pangkalnya). Bunga karang mempunyai ruang sentral atau
ruang gastral yang berfungsi sebagai kloaka. Ruang itu dikelilingi oelh dinding
yang ditembus oleh sejumlah saliran yang tersusun majemuk. Ruang gastral itu
terbuka pada ujung tubuh bunga karang. Muara ruang sentral disebut oskulum
(Mukayat,
1989: 71).
` Ciri-ciri
khusus tubuh porifera, yaitu tubuhnya memiliki banyak pori yang merupakan awal
dari system kanal (saluran air) yang menghubungkan lingkungan eksternal dengan
lingkungan internal. Tubuh porifera tidak dilengkapi dengan apa yang disebut
apendiks dan bagian tubuh yang dapat digerakkan. Tubuh porifera belum memiliki
saluran pencernaan makanan, adapun pencernannya berlangsung secara
intraseluler. Tubuh porifera dilengkapi dengan kerangka dalam yang tersusun
atas bentuk Kristal dari spikula–spikula atau bahan fiber yang terbuat dari
bahan organik (Yusminah, 2007: 9).
Struktur tubuh Porifera
kecuali berpori-pori dengan macam-macam bentuk, dibagi atas tiga tipe yaitu
Ascon, Sycon atau Scypha dan Rhagon. Dari tipe Ascon yang berbentuk jambangan
bunga yang merupakan tipe paling sederhana yang dilihat suatu rongga sentral
yang disebut Spongocoel atau
paragaster. Ujung atas dari jambangan terdapat lubang besar yang disebut osculum. Pada dinding tubuh hewan ini
terdapat lubang-lubang kecil yang disebut porosofil
atau pori dan sering juga disebut ostium.
Dalam tubuh Porifera ditemukan sistem
saluran air yang dimulai dari pori-pori atau porosofil dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebut oscolum. Sebelum air dikeluarkan melalui
oskulum, maka air dari segala jurusan tubuh itu lebih dahulu ditampung di alam
rongga sentral atau spongocoel. Pola saluran air dari berbagai jenis Porifera itu tidak sama, namun mempunyai
fungsi pokok yang sama yaitu untuk mengalirkan air dari daerah eksternal ke
dalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke daerah eksternal (Maskoeri,
1992: 89).
Ukuran
tubuh sangat bervariasi, beberapa jenis hewan ini bersimetris radial, tetapi
kebanyakan tidak teratur ata asimetris. Struktur dasar dan histology dari spons
dapat dengan mudah dimengerti dengan meneliti bentuk radial yang primitive.
Struktur tipe sederhana disebut askanoid (menyerupai tabung kecil) contoh genus
leucosolenia, umumnya tidak soliter, bagian permukaan tubuh berlubang–lubang
kecil (Sugiarti, 2005: 20).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Rabu/08 Mei 2013
Waktu : 10.00-12.00 Wita
Tempat : Laboraturium Zoologi
Lantai II
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu mikroskop, papan seksi, pinset, dan lup.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu Heliclona sp, Chalina oculata dan
Pakhelia ventilabrum.
3. Cara
Kerja
1. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan spesies yang Heliclona
sp, Chalina oculata dan Pakhelia
ventilabrum dilaut, satu contoh dari porifera yang tubuhnya
berbentuk syconcid.
2. Mengamati morfologi tubuhnya, lalu mengamati
sayatan melintang dengan
menggunakan mikroskop stereo (perbesaran lemah). Mengamati bagian-bagian spongocoel, ostium, saluran
masuk (incurrent canal), dan saluran
radial (radial canal).
3. Kemudian mengambil tiap bagian di
atas, dan melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop biasa (pengamatan
histology) sehingga bagian-bagian apopil lubang yang menghubungkan saluran
radial dengan spongecoel, prosopyl., spikula duri-duri yang membentuk bagian
penguin dari tubuh hewan tadi.
4. Mengamati sel-sel berikut :
epidermis sel-sel tipis yang membatasi bagian luar tubuh, spongocoel dan
saluran masuk, koanocyt sel-sel bulat berleher (collar) dan berflagellum
membatasi dinding dalam saluran radial.
5. Mengamati diantara epidermis dan
konosit terdapat jaringan masenkim yang mengandung spikula dan beberapa macam
sel sebagai berikut amoebasit sel-sel besar yang bentuknya seperti amoeba dan
skleroblast sel pembentuk spikula yang pipih dan menempel pada spikula.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Heliclona sp
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
b. Phakellia ventilabrum
Keterangan:
1.
Substrat
2.
3.
4.
c. Chalina oculata
Keterangan:
1.
Oskulum
2.
Pori-pori
3.
Substrat
4.
2.
Pembahasan
a. Heliclona
sp
1.
Morfologi
Ciri-ciri
morfologi dari Heliclona sp antara lain: tubuhnya berpori (ostium)
yang berhubungan dengan suatu ruangan disebelah dalam yang disebut spongocoel. Tubuhnya
lunak dan tidak mempunyai skeleton. Tubuhnya asimetri (tidak beraturan),
meskipun ada yang simetri radial. berbentuk seperti tabung.
2. Anatomi
Tubuhnya
memiliki banyak pori yang merupakan awal dari system kanal (saluran air) yang
menghubungkan lingkungan eksternal dengan lingkungan internal. Tubuhnya tidak
dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks dan bagian tubuh yang dapat digerakkan.
Tubuhnya belum memiliki saluran pencernaan makanan, adapun pencernannya
berlangsung secara intraseluler. Tubuh dilengkapi dengan kerangka dalam yang
tersusun atas bentuk Kristal dari spikula–spikula atau bahan fiber yang terbuat
dari bahan organik.
3.
Habitat
Habitatnya
di laut (bagian dasar) dan menempel pada batuan keras.
4. Sistem organ
a. Sistem pencernaan
Dalam hal pencernaan,
jenis in memperoleh makanan dalam bentuk partikel organic renik, hidup atau
tidak, seperti bakteri, mikroalga dan detritus, yang masuk melalui pori-pori arus masuk yang erbuka
dalam air, dan dibawa ke dalam rongga lambung atau ruang-ruang bercambuk. Arus
air yang masuk melalui sistem saluran dari sepon diciptakan oleh cambuk koanosit yang memukul mukul
terus-menerus. Koanosit juga mencernakan
partikel makanan, baik di sebelah maupun di dalam sel leher.
b. Sistem respirasi
Dalam
hal respirasi, respirasinya bersifat aerobik dan bersifat difusi yang diedarkan
ke seluruh tubuh oleh amoebosit.
c. Sistem ekskresi
Dalam
hal ekskresi, Heliclona sp
mengeluarkan
hasil ekskresinya melalui pori-pori tubuhnya atau saluran air.
d. Sistem reproduksi
Dalam
bereproduksi, terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara
seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding).
Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin
jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan bersifat Hermafrodit, yaitu dalam
satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus
5. Klasifikasi Heliclona sp
Kingdom : Animalia
Pilum :
Porifera
Species : Heliclona
sp
b. Phakellia ventilabrum
1.
Morfologi
Organisme ini berbentuk seperti bunga, pipih dan
mirip dengan jamur kuping . Diseluruh permukaan tubuhnya terdapat lubang-lubang
kecil sebagai saluran keluar air yang biasanya disebut oskulum. Pada bagian
bawah organismeini terdapat basal yangberfungsi melekatkan organisme ini pada
substratnya.
2. Anatomi
Di dalam tubuh organisme
ini terdapat spogoeoel yang berfungsi mengalirkan air dari daerah eksternal ke
dalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke daerah eksternal.
3.
Habitat
Organisme ini banyak ditemukan di air laut dan
hidup menempel pada batuan yang keras.
4. Sistem organ
a. Sistem pencernaan
Phakellia
ventilabrum pemakan menyarig (filter feeder).
Ia memperoleh makanan dalam bentuk partikel organic renik, hidup atau tidak,
seperti bakteri, mikroalga dan detritus, yang masuk melalui pori-pori arus
masuk yang erbuka dalam air, dan dibawa ke dalam rongga lambung atau
ruang-ruang bercambuk. Arus air yang masuk melalui sistem saluran dari sepon
diciptakan oleh cambuk koanosit yang memukul-mukul terus-menerus. Koanosit juga mencernakan partikel
makanan, baik di sebelah maupun di dalam sel leher.
b. Sistem respirasi
Dalam
hal respirasi, respirasinya bersifat aerobik dan bersifat difusi yang diedarkan
ke seluruh tubuh oleh amoebosit.
c. Sistem ekskresi
Dalam hal ekskresi, Phakellia ventilabrum mengeluarkan
hasil ekskresinya melalui saluran air atau pori-pori tubuhnya.
d. Sistem reproduksi
Dalam
bereproduksi, secara aseksual dengan membentuk kuncup dan dengan cara
seksual walaupun belum dilakukan dengan
kelamin khusus.
5. Klasifikasi Phakellia ventilabrum
Kingdom : Animalia
Pilum :
Porifera
Class
: Demospongiae
Ordo :
Halichondrida
Family : Axinellidae
Genus : Phakellia
Species : Phakellia
ventilabrum
c. Chalina oculata
1.
Morfologi
Pada
permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori yang merupakan lubang air
masuk ke spongocoel, untuk akhirnya keluar melalui osculum. Tubuhnya lunak dan
tidak mempunyai skeleton.
2. Anatomi
Pada bagian anatominya itu mempunyai
saluran air seperti saluran ascon dan lain-lain, saluran ini berfungsi mengalirkan air
dari daerah eksternal ke dalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke
daerah eksternal.
3.
Habitat
Pada
umumnya phylum porifera hidup di air laut, yaitu tersebar atau terbentang dari
sejak daerah perairan pantai yang dangkal hingga daerah kedalaman 5,5 km.
Famili yang hidup di air tawar biasanya termasuk pada familia spongiliadae.
Fase dewasa bersifat sesil, artinya menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan
perpindahan. Hewan ini mengikatkan diri pada suatu obyek yang keras yang
dipakai sebagai tambatan, misalnya batu-batuan, kayu-kayu yang tenggelam di
dalam air dan ada juga yang melekat pada cangkok hewan-hewan Mollusca.
4. Sistem organ
a. Sistem pencernaan
Memperoleh makanan dalam
bentuk partikel organic renik, hidup atau tidak, seperti bakteri, yang masuk melalui
pori-pori arus masuk yang erbuka dalam air, dan dibawa ke dalam rongga lambung
atau ruang-ruang bercambuk. Arus air yang masuk melalui sistem saluran dari
sepon diciptakan oleh cambuk koanosit
yang memukul mukul terus-menerus. Koanosit juga mencernakan partikel makanan, baik di sebelah maupun di dalam
sel leher.
b. Sistem respirasi
Dalam
hal respirasi, respirasinya
bersifat aerobik dan bersifat difusi yang diedarkan ke seluruh tubuh oleh
amoebosit.
c. Sistem ekskresi
Dalam
hal ekskresi, Chalina
oculata mengeluarkan hasil ekskresinya melalui pori tubuhnya atau saluran air dan
saluran air.
d. Sistem reproduksi
Dalam
bereproduksi, terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan cara seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas. Sedangkan
reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan
dan sel telur. bersifat Hermafrodit, satu individu mampu menghasilkan sperma
dan sel telur
5. Klasifikasi Chalina oculata
Kingdom : Animalia
Pilum :
Porifera
Class
: Demospongia
Ordo :
Haploscerida
Family : Chalinidae
Genus : Chalina
Species : Chalina
oculata
E.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
porifera memiliki struktur tubuh berpori, sebagian tubuh menghubungkan
lingkungan luar dan dalam tubuh dan terletak pada bagian distal. Bersifat
diploblastis pada hewan dewasa dinding tubuhnya terdiri atas epidermis pada
bagian luar dan gastrodermis pada bagian dalam. Selain berpori juga memiliki
macam-macam bentuk yang dibagi atas tiga tipe yaitu: Ascon, sycon, dan rhagon. Adapun
klasifikasi dari Heliclonia sp, Phakellia
ventilabrum dan Chalina oculata adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi Heliclona sp
Kingdom : Animalia
Pilum :
Porifera
Ordo :
Haplosclerida
Genus : Heliclona
Species : Heliclona sp (Yusminah, 2007).
b. Klasifikasi Phakellia ventilabrum
Kingdom : Animalia
Pilum :
Porifera
Ordo :
Halichondrida
Family : Axinellidae
Genus : Phakellia
Species : Phakellia
ventilabrum (Yusminah, 2007).
c. Klasifikasi Chalina oculata
Kingdom : Animalia
Pilum :
Porifera
Ordo :
Haploscerida
Family : Chalinidae
Genus : Chalina
Species : Chalina
oculata (Yusminah, 2007).
2. Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan
membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak dan
bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa mendapatkan
hasil pengamatan yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Hala, Yusminah. 2007. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin
Press.
Jasin, Maskoeri.1992. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya.
Suwignyo,Sugiarti. 2005. Avetebrata Air Jilid I1. Jakarta:
Penebar Swadaya.
1 comment:
Mantap Buat yang sedang praktikum
Post a Comment