LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Invertebrata dengan judul “Mollusca” yang disusun
oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi B
Kelmpok : I (satu)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa,
31 Mei 2013
Kordinator Asisten Asisten
(Hasnah S.Si) (Ika
Dian Rostika) 60300111018
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Ar. Syarif Hidayat S.Si, M.Kes)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk
mengamati struktur morfologi dan anatomi dari spesies-spesies yang tergolong
Mollusca serta mendeskripsikan dan menyusun klasifikasinya.
B. Dasar
Teori
Mollusca
(dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh
lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak
bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata. Ukuran dan bentuk
mollusca sangat bervariasi. Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa
milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun ada yang dengan bentuk torpedo
bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa. Mollusca
hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa
organisme. Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat. Beberapa juga ada yang
hidup sebagai parasit (Maskoeri, 1992: 89).
Mollusca
merupakan filum terbesar dari kingdom animalia. Mollusca dibedakan menurut tipe
kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan
Cephalopoda. Yang pertama yaitu, Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster
=perut, podos=kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai
alat gerak atau kakinya. Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula
javanica), dan bekicot (Achatia fulica). Hewan ini memiliki ciri
khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya. Gastropoda bergerak
lambat menggunakan kakinya. Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel
panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata
yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tentakel
pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Gastropoda akuatik bernapas
dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel
(Mukayat, 1989: 111).
Coelenterata Filum Mollusca
merupakan salah satu anggota hewan invetebrata. Anggota filum ini antara lain
remis, tiram, cumi-cumi, octopus, dan siput. Berdasarkan kelimpahan spesiesnya
Mollusca memiliki kelimpahan spesies terbesar di samping arthropoda. Ciri
umum yang dimiliki Mollusca adalah, tubuhnya bersimetris bilateral, tidak
bersegmen, kecuali Monoplacopora, memiliki kepala yang jelas dengan organ
reseptor kepala yang bersifat khusus. Pada permukaan ventral dinding tubuh
terdapat kaki berotot yang secara umum digunakan untuk begerak, dinding tubuh
sebelah dorsal meluas menjadisatu pasang atau sepasang lipatan yaitu mantel
atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresikan cangkang dan melingkupi rongga
mantel yang di dalamnya berisi insang. Lubang anus dan eksketori umumnya
membuka ke dalam rongga mantel. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah
rongga bukal yang umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis.
Esophagus merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan daerah
khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada daerah pertengahan saluran
pencernaan terdapat ventrikulus (lambung) dan sepasang kelenjar pencernaan
yaitu hati. Sedangkan daerah posterior saluran pencernaan terdiri atas usus
panjang yang terakhir dengan anus. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung.
Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah
namun darah biasanya mengalami srkulasi ruang terbuka (Rusyana, 2011: 86).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Rabu/22 Mei 2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium Zoologi
Lantai II
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu papan seksi, pinset, gunting dan lup.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu
spesimen Loligo pealii (cumi-cumi).
3. Cara
Kerja
1. mempersiapkan
alat dan bahan.
2.
Mengambil Loligo pealii yang masih
lengkap, sebaiknya dalam kondisi segar.
3. Mengamati
morfologinya, pada ujung anterior-dorsal dari bagian badannya, dan menggambar
morfologinya.
4. Setelah
mengamati morfologinya, selanjutnya mengamati bagian anatominya.
5. Memotong bagian tengah mantel sampai ke ujungnya.
6. Setelah
mantel terbuka, mengamati satu per satu bagian-bagian anatominya.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Morfologi
Cumi - cumi (Loligo
pealii)
Keterangan:
1.
Tentakel
2.
Sucker
3.
Lengan
4.
Mata
5.
Siphon
6.
Sirip
7.
Alat
penghisap
b. Anatomi Cumi-cumi
(Loligo pealii)
Keterangan:
1.
Insang
2.
Esofagus
3.
Massa
visceral
4.
Kantung
tinta
5.
Usus
6.
Ginjal
7.
jantung
8.
Hati
9.
Rectum
10.
Pembuluh
nadi
2.
Pembahasan
a. Morfologi
Pada pengamatan morfologi, cumi-cumi memiliki bentuk
tubuh panjang, langsing dan bagian belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri
atas kepala, leher dan badan. Kepala memiliki dua mata besar dan tidak
berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk tabung mempunyai sirip di setiap
sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2 tentakel panjang yang ujungnya
terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon atau corong berotot
yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian perut, terdapat cairan tinta berwarna
hitam yang mengandung pigmen melanin. Pada anterior badan terdapat endoskeleton
yang berbentuk pen atau bulu. Endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di
dalam rongga mantel berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan
kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman
dan diselubungi selaput tipis berlendir
b. Anatomi
Sedangkan
secara anatomi pada Loligo sp, terdapat
beberapa organ seperti sifon, katup sifon, cangkang (endoskeleton), telur,
oviduk, articulating ridge, kantung tinta, integument. Alat pencernaan
cumi-cumi terdiri atas mulut, esofagus, lambung, usus, rektum dan anus. Sistem
pencernaan dilengkapi kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati, dan
pankreas. Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel.
Ekkresi dilakukan dengan ginjal berupa nefridium yang terletak di sebelah
jantung yang berwarna putih dan terletak disebelah jantung branchialis.
Reproduksi terjadi secara seksual dengan fertilisasi internal. Alat
reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung
rongga mantel. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion. Indera sensoris
dilengkapi dengan dua stasista dan alat pembau.
c. Habitat
Habitat dari Loligo pealii yaitu di laut. Kemungkinan
hidup di air dalam selama musim dingin, tetapi terkadang dia memasuki air
dangkal untuk menetaskan telurnya.
d. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari
cumi-cumi ( Loligo pealii ) yaitu
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Pilum : Mollusca
Class :
Chepalopoda
Ordo : Tethoidea
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Species : Loligo
pealii (Mukayat, 1989: 67).
E.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalahorganisme
yang termasuk dalam filum Mollusca adalah cumi-cumi (Loligo sp) memiliki bentuk tubuh panjang, langsing dan bagian
belakang meruncing (rhomboidal). Terdiri atas kepala, leher dan badan. Kepala
memiliki dua mata besar dan tidak berkelopak, Leher pendek dan badan berbentuk
tabung mempunyai sirip di setiap sisinya. Pada kepala terdapat 8 tangan dan 2
tentakel panjang yang ujungnya terdapat batil isap. Di posterior kepala
terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Di bagian
perut, terdapat cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin.
Pada anterior badan terdapat cangkang (endoskeleton)yang berbentuk bulu. Endoskeleton
tersebut terletak didalam rongga mantel berwarna putih transparan dan tipis.
Mantel berwarna putih dengan corak bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi
selaput tipis yang berlendir. Cumi-cumi
(Loligo pealii) termasuk pada kelas
Chepalopoda.
2. Saran
Adapun saran saya yaitu agar
praktikan lebih aktif dan teliti dalam mengamati morfologi dan anatomi tubuh cumi-cumi
(Loliogo pealii) supaya mendapatkan
hasil pengamatan yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Rusyana,
Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung:
ALFABETA, 2011.
2 comments:
Mantap Buat yang sedang praktikum
thank's laporannya!
Post a Comment