LEMBAR PENGESAHAN
Laporan lengkap
praktikum Taksonomi Invertebrata dengan judul “Echinodermata” yang
disusun oleh:
Nama : Lasinrang Aditia
Nim : 60300112034
Kelas : Biologi B
Kelmpok : I (satu)
Telah diperiksa oleh
Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.
Samata-Gowa,
07 Juni 2013
Kordinator Asisten Asisten
(Hasnah S.Si) (Ika
Dian Rostika) 60300111021
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
(Ar. Syarif Hidayat S.Si, M.Kes)
A. Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk
mengamati hewan-hewan yang tergolong echinodermata serta mendeskripsikan dan
mengetahui susunan klasifikasinya.
B. Dasar
Teori
Echinodermata
memiliki ciri yang khas yakni bersifat simetri radial dengan penguat tubuh dari
zat-zat kapur dengan tonjolan duri-duri. Kelompok organisme ini semuanya hidup
di laut. Pergerakan dari echinodermata termasuk lambat, gerakannya diatur oleh
tekanan hidrostatis atau system vaskuler air. System saraf terdiri dari cincin
oral dan tali-tali saraf radial. Sistem ekskresi pada Echinodermata tidak ada
sehingga fungsi ekskresi dilakukan melalui penonjolan kulit (brank/papula).
Bentuk tubuh, struktur anatomi dalam fisiologi echinodermata sangat khas.
Bentuk tubuh simetri radial 5 penjuru, meskipun echinodermata termasuk divisi
Bilateria. Sebenarnya pada waktu larva mempunyai bentuk tubuh simetri bilateral
dan hidup sebagai plankton, tetapi pada akhir stadium larva mengalami
metamorfosa menjadi simetri radial. Echinodermata tidak mempunyai kepala; tubuh
tersusun dalam sumbu oral-aboral. Tubuh tertutup epidermis tipis yang
menyelubungi rangka mesodermal. Rangka di dalam dan terdiri atas ossicle atau
pelat-pelat kapur yang dapat digerakkan atau tidak dapat digerakkan. Bentuk dan
letak osscile tiap jenis adalah khas. Rongga tubuh luas dan dilapisi peritoneum
bercilia dalam perkembangannya sebagian rongga tubuh menjadi system pembuluh
air, suatu organ yang tidak terdapat pada avetebrata lain (Maskoeri, 1992: 117).
Echinodermata
terbagi atas 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea (bintang laut), tubuhnya berbentuk
bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada bagian dorsal atau aboral
terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat modifikasi duri berupa penjepit,
yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan
organisme kecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap
mangsa. Berikutnya kelas Ophiroidea (bintang ular) memiliki bentuk tubuh bola
cakram kecil dengan 5 lengan bulat panjang. Pada lengan terdapat saluran coelom
kecil, batang saraf, pembuluh darah dan cabang-cabang system vascular. Pada
lengan juga terdapat kaki ambulakral yang sering disebut tentakel dengan alat
hisap. Kelas Echinoidea, landak laut yang berbentuk bulat , tidak berlengan,
tapi memiliki duri. Vicera tersimpan dalam cangkok yang berbentuk bola. Anus
terdapat pada permukaan aboral, mulut terletak pada bagian oral yang
dikelilingi oleh 5 buah gigi yang kuat dan tajam. Kelas berikutnya
Holothuroida, mentimun laut memiliki tubuh bulat memanjang mengandung ossicula
yang mikroskopis. Bagian anterior terdapat mulut dan 10-30 tentakel yang dapat
dijulurkan dan tertarik kembali. Kaki ambulakral terletak pada daerah ventral
yang memiliki alat hisap yang berfungsi untuk bergerak (Mukayat, 1989: 71).
Sistem
pembuluh air berfungsi untuk menggerakkan kaki tabung dengan cara mengatur
masuk keluarnya air air laut melalui madreporit. Kontraksi ampula mengatur
volumeair dalam kaki tabung, berarti mengatur gerak kaki tabung. Tergantung
jenisnya, kaki tabung juga berfungsi untuk merayap, berpegang pada substrat,
memegang mangsa atau membantu pertukaran gas O2 dan CO2.
Alat pernapasan utama echinodermata adalah insang kulit yang merupakan
perluasan rongga tubuh keluar melalui lubang-lubang kecil di antara ossicle
kapur. Rongga tubuh berisi cairan getah bening, mengandung amebocyt yang
berkepentingan dalam peredaran darah, pernapasan dan ekskresi (Rusyana, 2011: 100).
C. Metode
Praktikum
1. Waktu dan
Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya
praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Rabu/22 Mei 2013
Waktu : 13.00-15.00 WITA
Tempat : Laboraturium Zoologi
Lantai II
Fakultas
Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa
2. Alat dan
Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini
yaitu alat bedah dan papan seksi.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu bintang laut (Asterias vulgaris),
Bintang ular (Ophioutrix tragilis), bintang laut biru (Linckia laevigata), dan landak laut (Arbacia
sp).
3. Cara
Kerja
1. Menyiapka
alat dan bahan.
2.
Mengamati bintang laut, Bintang ular, bintang biru, dan
landak laut dari arah dorsal dan dari arah oral, dan mengenali
bagian-bagiannya.
3. Setelah mengamati
bintang laut, Bintang ular, bintang laut biru , dan landak laut dari
arah dorsal dan dari arah oral, dan sudah mengenali bagian-bagiannya
selanjutnya menggambar seluruh bagian tubuhnya, mendeskripsikan dan menyusun
klasifikasinya.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
a. Bintang laut (Asterias vulgaris)
1.
Bagian aboral
Keterangan:
1.
Keping (cakram)
2.
Madreporite
3.
Anus
4.
Duri
5.
Tentakel
2. Bagian oral
Keterangan:
1.
Tangan
2.
Mulut
3.
Celah amburakral
b. Bintang
ular (Ophioutrix tragilis)
1.
Bagian aboral
Keterangan:
1.
Spina
2.
Suclus ambulakral
3.
Anus
2. Bagian oral
Keterangan:
1.
Radii
2.
Discus sentralis
3.
Mulut
c. Bintang
biru (Linckia laevigata)
1.
Bagian aboral
Keterangan:
1.
Keping (cakram)
2.
Madreporite
3.
Anus
4.
Duri
5.
Tentakel
2. Bagian oral
Keterangan:
1.
Tangan
2.
Mulut
3.
Celah amburakral
d. Landak
laut (Arbacia
sp)
1.
Bagian morfologi
Keterangan:
1.
Kaki tabung
2.
Duri
3.
Anus
4.
Mulut
2. Bagian anatomi
Keterangan:
1.
Saraf radial
2.
Ampula
3.
Madreporit
4.
Gonad
5.
Saluran cincin
6.
Usus halus
7.
Insang
2.
Pembahasan
a. Bintang laut (Asterias vulgaris)
1.
Morfologi
Pada
bintang laut, tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh pada
bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat
modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria,
yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan
organism kecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap
mangsa. Pada bagian lengan memiliki madreporit
sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular air. Di tengah-tengah tubuh
sebelah dorsal terdapat lubang anus, pada bagian ventral terdapat mulut.
2. Anatomi
Permukaan tubuh
bintang laut tidak halus karena bertaburan duri-duri, papula (dermal branchia)
dan pedicellaria. Epidermis dilindungi oleh lapisan kutikula tipis. Lapisan
epidermis mengandung sel kelenjar lender menghasilkan lender untuk melindungi
tubuh. Di bawah epidermis terdapat lapisan tebal jaringan penghubung dimana
terdapat susunan rangka dalam (endoskleleton). Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, perut berhubungan dengan pangkal pyloric caecum pada masing-masing
tangan, usus dan anus. Anus ini terletak dipermukaan atas tubuh. Makanan
bintang laut berupa sampah, ikan kecil, siput dan kerang. Bintang laut bernapas
dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchea (papulae) yaitu
penonjolon dinding rongga tubuh (coelom) yang tipis. Pada bagian ini, terjadi
pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Reproduksinya itu secara terpisah yakni
ada yang jantan dan ada yang betina. Alat reproduksi strukturnya
bercabang-cabang yang berada dibagian dasar permukaan lengan. Pada hewan betina
alat reproduksinya dapat melepaskan 2,5 juta telur tiap dua jam.
3.
Habitat
Habitat
dari bintang laut ini semuanya hidup di daerah pantai atau di dasar laut yang
tidak terlalu dalam.
4. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari bintang laut (Asterias
vulgaris) yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Pilum :
Echinodermata
Class
: Asteroidea
Ordo :
Farcipulatida
Family : Asteridae
Genus
: Asterias
Species : Asterias
vulgaris (Maskoeri, 1992: 120).
b. Bintang
ular (Ophiolepsis
sp)
1.
Morfologi
Bintang ular umumnya
memiliki lima lengan berbentuk seperti cambuk yang panjangnya bisa mencapai 60
cm (2 kaki) pada spesimen terbesar. Seperti echinodermata lainnya, Ophiuroidea
memiliki rangka dari kalsium karbonat.Bentuk tubuh bintang ular mirip dengan Asteroidea.
Kelima lengan ophiuroidea menempel pada cakram pusat yang disebut calyx. Ophiuroidea
memiliki lima rahang. Di belakang rahang ada kerongkongan pendek dan perut
besar, serta buntu yang menempati setengah cakram.
2. Anatomi
Bintang ular
menggunakan lengan mereka untuk bergerak. Mereka, tidak seperti bintang laut,
bergantung pada kaki tabung. Bintang laut bergerak dengan menggerakan lengan
mereka yang sangat fleksibel dan membuat mereka bergerak seperti ular.
Pergerakan mereka mirip dengan hewan simetri bilateral. Pernapasan dilakukan
oleh 5 pasang kantong kecil yang bercelah di sekitar mulut, alat ini
berhubungan dengan saluran alat reproduksi (gonad). Alat-alat pencernaan
makanan terdapat dalam bola cakram, dimulai dari mulut yang terletak di pusat
tubuh kemudian lambung yang berbentuk kantong. Hewan ini tidak memiliki anus.
Di sekeliling mulut terdapat rahang yang berupa 5 kelompok lempeng
kapur.Makanan dipegang dengan satu atau lebih lengannya, kemudian dihentakkan
dan dengan bantuan tentakel dimasukkan ke mulut. Sesudah dicerna, bahan-bahan
yang tidak tercerna dibuang ke luar melalui mulut. Jenis kelamin hewan ini
terpisah. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya akan
tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersillia, disebut pluteus.
Pleteus kemudian mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang laut dan
akhirnya menjadi bintang ular.
3.
Habitat
Bintang ular dapat ditemukan pada
perairan besar, dari kutub sampai tropis. Ada sekitar 1.500 spesies bintang
ular yang hidup sekarang, dan mereka kebanyakan ditemukan pada kedalaman lebih
dari 500 meter (1.620 kaki).
4. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari bintang ular (Ophiolepsis sp) yaitu sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Pilum :
Echinodermata
Class
: Ophiuroidea
Ordo :
Valvatida
Family : Ophiuridae
Genus : Ophiolepsis
Species : Ophiolepsis
sp (Mukayat,
1989: 78).
c. Bintang laut
biru (Linckia laevigata)
1.
Morfologi
Pada
bintang laut biru, tubuhnya berbentuk bintang dengan 5 lengan, permukaaan tubuh
pada bagian dorsal atau aboral terdapat duri-duri. Pada sekitar duri terdapat
modifikasi duri berupa penjepit yaitu pedicelleria,
yang berfungsi melindungi insang dermal, mencegah serpihan-serpihan dan
organism kecil agar tidak tertimbun di permukaan tubuh, juga untuk menangkap
mangsa. Pada bagian lengan memiliki madreporit
sebagai tempat masuknya air dalam sistem vascular air. Di tengah-tengah tubuh
sebelah dorsal terdapat lubang anus, pada bagian ventral terdapat mulut, yang
membedakan antara bintang laut dengan bintang laut biru hanya pada warnanya.
2. Anatomi
Permukaan tubuh
bintang laut biru tidak halus karena bertaburan duri-duri, papula (dermal
branchia) dan pedicellaria. Epidermis dilindungi oleh lapisan kutikula tipis. Di
bawah epidermis terdapat lapisan tebal jaringan penghubung dimana terdapat susunan
rangka dalam. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, perut berhubungan dengan
pangkal pyloric caecum, usus dan anus. Anus ini terletak dipermukaan atas
tubuh. Makanan bintang laut biru berupa sampah, ikan kecil, siput dan kerang.
Bintang laut bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchea
(papulae) yaitu penonjolon dinding rongga tubuh (coelom) yang tipis. Pada
bagian ini, terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Reproduksinya itu
secara terpisah yakni ada yang jantan dan ada yang betina. Alat reproduksi
strukturnya bercabang-cabang yang berada dibagian dasar permukaan lengan.
3.
Habitat
Habitat
dari bintang laut biru ini semuanya hidup di daerah pantai atau di dasar laut
yang tidak terlalu dalam.
4. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari bintang biru (Linckia laevigata) yaitu sebagai
berikut:
Kingdom :
Animalia
Pilum :
Echinodermata
Class
: Asteroidea
Ordo :
Valvatida
Family : Ophidiasteridae
Genus : Linckia
Species : Linckia
laevigata (Maskoeri, 1992: 123).
d. Landak
laut (Arbacia
sp)
1.
Morfologi
Landak
laut termasuk kedalam filum Echinodermata yaitu merupakan hewan berduri. Hal
ini sesuai dengan morfologi tubuhnya, yaitu pada permukaan tubuh dipenuhi duri
yang tersusun oleh kalsium. Landak Laut tergolong hewan triplobastik badan
tubuhnya bertipe simetri radial, tetapi ketika masih menjadi larva bertipe
simetri bilateral. Rangka tubuhnya bertipe simetri bilateral. Rangka tubuhnya
tersusun oleh zat kapur yang terdapat dipermukaan bawah kulit.
2. Anatomi
Sistem pembuluh
air dan susunan alat tubuh yang berkelipatan lima. Sistem pencernaan Landak
Laut memiliki saluran pencernaan yang sederhana. Sistem reproduksi bersifat
gonokorsis. Reproduksi dilakukan dengan cara seksual. Dan terjadi pembuahan
eksternal (di luar tubuh). Pembuahan tersebut menghasilkan zigot yang
berkembang menjadi larva bipinaria yang dapat berenang bebas. Alat gerak pada
landak laut berupa kaki amburakral (kaki pembuluh) atau sistem pembuluh air. Air
laut yang masuk kedalam sistem saluran ini digunakan untuk menjulurkan kaki
tabung yang berjumlah banyak. Kaki tabung terdapat ada saluran latera. Pada
ujung luarnya terdapat kaki (cakram) penghisap, sedangkan bagian dalamnya
berupa Ampula yang berbentuk mirip bola. Cakram penghisap berfungsi untuk
melekatkan ke Substat dan memegang makanan. Landak Laut berjalan dengan cara
merayap.
Sistem saraf
Landak Laut terdiri atas cincin dan tali saraf, cincin saraf terdapat di
sekeliling mulut, sedangkan tali saraf mengarah ke tiap kaki ambrurakral
Sedangkan sistem pernafasan Landak laut berlangsung melalui permukaan tubuh.
Diantara duri dan insangnya terdapat tonjolan seperti catut (Pediselaria) yang
berguna untuk membersihkan benda-benda yang menutup lubang pernafasan.
Pediselaria tersebut terbentuk dari hasil modifikasi duri. Selain untuk
membersihkan kulit, alat ini juga untuk menangkap makanan dan pertahanan tubuh.
3.
Habitat
Landak
laut ini banyak ditemukan pada kedalaman 300 meter di bawah laut dan biasa
sampai ke pantai.
4. Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari landak laut (Arbacia sp) yaitu sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Pilum :
Echinodermata
Class
: Echinoidea
Ordo :
Arbacioida
Family : Arbacioadeae
Genus : Arbacia
Species : Arbacia
sp (Mukayat,
1989: 82).
E.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah
organisme yang termasuk dalam pilum echinodermata adalah bintang laut (Asterias vulgaris),
Bintang ular (Ophioutrix tragilis), bintang laut biru (Linckia laevigata), dan landak laut (Arbacia
sp).
Bintang
laut dan bintang laut biru struktur morfologinya dan anatominya hampir sama
hanya warna yang membedakan, memiliki cakram, madreporit, tentakel, mulut, dan
bagian aboralnya berduri, kedua spesies ini termasuk dalam kelas Asteroidea
serta bintang ular termasuk dalam kelas Ophiuroidea. Untuk landak laut hampir
seluruh bagian tubuhnya berduri, memiliki kaki tabung, mulut, dan anus. Landak
laut termasuk dalam kelas Echinoidea.
2. Saran
Adapun saran saya yaitu agar
praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih
banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa
mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi
Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Rusyana,
Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung:
ALFABETA, 2011.
2 comments:
Mantap Buat yang sedang praktikum
meakasih atas referensinya. very satisfied
Post a Comment