## MOHON MENGKLIK SALAH SATU KONTEN IKLAN YANG MUNCUL DI BLOG KAMI SEBAGAI BENTUK DONASI PENGUJUNG YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MAINTENANCE BLOG KAMI ##

Thursday, 20 June 2013

LAPORAN PRAKTIKUM COELENTERATA



LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan lengkap praktikum Taksonomi Invertebrata dengan judul “Coelenterata” yang disusun oleh:

Nama              : Lasinrang Aditia
Nim                 : 60300112034
Kelas               : Biologi B
Kelmpok         : I (satu)

            Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

                                                                                                                      Samata-Gowa, 22 Mei 2013

Kordinator Asisten                                                                              Asisten




 (Hasnah S.Si)                                                                               (Irawan Prasetyo)                                                                                                                        60300111021



Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab



(Ar. Syarif Hidayat S.Si, M.Kes)




A. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan pada percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur dan morfologi organisme yang tergolong coelenterata dan mengklasifikasikannya.
B. Dasar Teori
            Coelenterata berasal dari kata Yunani: koilos + enteron; Koilos = rongga, enteron = usus, sering disebut sebagai hewan berongga. Coelenterata merupakan hewan yang tidak mempunyai usus yang sesungguhnya, tetapi pemberian nama dengan istilah “Hewan Berongga” itupun masih belum tepat mengingat Coelenterata adalah hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh yang sebenarnya (coelom), yang dimiliki hanyalah sebuah rongga sentral yang ada di dalam tubuh yang disebut coelenteron. Dalam kenyataan coelenteron merupakan alat yang berfungsi ganda, yaitu sebagai alat pencerna makanan dan sebagai alat pengedar sari-sari makanan ke seluruh sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh (Maskoeri, 1992: 103).
            Coelenterata umumnya hidup di laut, hanya beberapa jenis yang hidup di air tawar. Dalam siklus hidupnya ia dapat berbentuk polip yaitu hidup menempel pada  suatu substrat atau berbentuk medusa yang bebas berenang. Bentuk polip tubuhnya berbentuk silindris, bagian proksimal melekat, bagian distal mempunyai mulut yang dikelilingi tentakel. Mulut bermuara ke dalam rongga gastrovaskuler atau enteron yang berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan sari-sari makanan. Medusa umumnya berbentuk seperti paying atau lonceng, tentakel menggantung pada permukaan paying. Tentakel berfungsi untuk menangkap makanan, alat gerak dan mempertahankan diri. Susunan saraf berupa anyaman sel-sel saraf yang tersebar secara difusi. Coelenterata merupakan hewan yang belum memiliki anus (Jutje, 2006: 58).
            Ubur ubur mudah dikenal karena bentuknya unik yakni seperti payung dengan warna putih/bening, ukuran relative besar sering ditemukan di tepi pantai dan banyak dimanfaatkan untuk kerupuk ubur-ubur. Saluran pencernaan makanan pada ubur-ubur berupa gastrovaskular (Yusminah, 2007: 17).
            Menurut (Mukayat, 1989) Coelenterata dibagi menjadi 3 kelas yaitu :
1. Kelas Hydrozoa
            Biasanya berbentuk koloni-koloni kecil dengan bentuk polip dominan, bahkan seluruh koloni mungkin hanya terdiri dari polip. Beberapa jenis polip membentuk medusa dengan jalan pembentukan tunas. Medusa mempunyai velum, yaitu bentukan serupa laci dalam payung. Pinggiran payung tidak bertakik (bercelah). Contohnya yaitu Hydra, Obelia, dan Gonionemus.
2. Kelas Scyphozoa
            Ubur-ubur yang sebenarnya adalah medusa-medusa dengan pinggiran yang berlekuk-lekuk, tidak ada cadar (velum), saluran radial bercabang-cabang, dan gonad-gonad dalam kantung-kantung ruang gastrikulum. Contoh Scyphozoa adalah Aurelia Aurita. Ubur-ubur ada yang dapat mencapai garis tengah beberapa kaki (sampai 150 cm).
3. Kelas Anthozoa
            Anggota-anggota anthozoa (Yunani anthos = bunga) adalah anemon-anemon laut dan hewan-hewan karang laut, tubuhnya berbentuk polip, tidak ada bentuk medusa. Hewan-hewan itu tidak bertangkai dan biasanya terbungkus dengan skeleton eksternal dan disebut karang, memiliki banyak tentakel (Mukayat, 1989: 53).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Rabu/08 Mei 2013
Waktu          : 10.00-12.00 Wita
Tempat         : Laboraturium Zoologi Lantai II
                        Fakultas Sains dan Teknologi
                        Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                        Samata-Gowa

2. Alat dan Bahan
a. Alat
               Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mikroskop, papan seksi, pinset, dan lup.
b. Bahan
               Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu spesimen Coelenterata misalnya Aurelia aurita dan Solenastrea sp.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Mengambil hydra pada kolam-kolam yang jernih. Ada dua macam hydra yang berwarna hijau dan yang berwarna coklat (agak lebih besar), biasanya hewan ini melekat pada tumbuhan air atau benda lain.
2. Meletakkan hydra atau spesiemen lain pada papan seksi dan mengamati di bawah mikroskop stereo, biasanya jika tersentuh hydra akan mengerut, menunggu beberapa menit hingga tubuhnya terjulur kembali.
3. Mengamati bagian-bagian tubuh, tentakel, hipostum kerucut pendek yang mengelilingi mulut, mulut ujung oral yang menghadap ke atas, keping basal yang melekat pada dasar, nematocyt terlihat sebagai bintil-bintil pada tentakel yang sedang menjulur, tunas (bud) hydra kecil yang baru tumbuh (secara vegetatif).
4. Menggambar dan mendeksripsikan ciri-cirinya dan susunan klasifikasinya.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
a. Solenastrea sp
                                                                                            Keterangan:
                                                                                            1. Pori-pori
                                                                                            2. Substrat
    







b. Aurilia aurita
                                                                                            Keterangan:
                                                                                            1. Epidermis
                                                                                            2. Gonad
                                                                                            3. Ex umbrella
                                                                                            4. Filament
                                                                                            5. Tentakel
                                                                                            6. Mulut
                                                                                            7. Saluran radial
                                                                                            8. Gastrodermis
                                                                                            9. Gastrovaskuler
                                                                                            10. Mesogea



2. Pembahasan
     a. Solenastrea sp
          1.  Morfologi
            Hewan ini tampak seperti mankuk terbalik dan berbentuk koloni, berbentuk seperti atak manusia. Berwarana putih , tubuh berbentuk oliv, tentakel berbasis sekitar mulutnya, memiliki alat tubuh seperti mulut yang berfungsi untuk tempat masuknya makanan, alat gerak, alat pertahanan dan basal sebagai tempat melekatnya substrack.
     2. Anatomi
            Memilki organ anteron yang membuat pelipatan seperti konsntris yang biasa disebut septa. Lapisan mesoglea bersifat seluler. Letak mulut tidak berlangsung berhubungan dengan rongga enteron melaingkan langsung berhubungan kerongkongan. Memiliki nematokosit yang ada pada bagian sebalah dalam dan gonad berasal dari lapisan gastrodernal. 
     3. Habitat
            Umumnya terdapat dilaut yang mengandung  fluktuasi suhu yang tidak melebihi  celcius air lautnya jernih dan bersalinitas tinggi. 
     4. Sistem organ
          a. Sistem pencernaan
Makannya terlebih dahulu dihancurka oleh racun yang dihasilkan oleh nematosit yang kemudian ditelan melalui stomedium hingga didalam rongga gastrovaskuler. Kemudian akan dicerna menggunakan enzim yang terkangdung dan partikel yang tidak dicerna dimuntahkan kembali melalui mulut .
          b. Sistem respirasi
            Dalam hal respirasi, Pemasukan  dan pengeluara  berlangsung secar difusi – osmosis secara langsung dipermukaan tubuh.

          c. Sistem ekskresi
            Dalam hal ekskresi, Solenastrea sp mengsekresikan hasil buangannya melalui pori-pori.
          d. Sistem reproduksi
            Berkembang biak secara aseksual yaitu dengan membentuk kuncup nantinya tumbuh hewan baru yang masimg – masing mensekresikan zat kapur sabagai rangka tubuh.
     5. Klasifikasi Solenastrea sp
                               Kingdom                          : Animalia
                               Pilum                    : Coelenterata
                               Class                     : Anthozoa
                               Ordo                     : Zoantharia
                               Family                  : Scypisthomae
                                Genus                  : Solanastrea
                               Species                 : Solanastrea sp (Mukayat, 1989).
     b. Aurelia aurita
          1.  Morfologi
            Ciri-ciri morfologi dari ubur-ubur antara lain: tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relative besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm tapi ada juga yang mencapai 60 cm. saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah.
     2. Anatomi
            Bentuk Ubur-ubur memiliki mulut di tengah, dikelilingi oleh empat palps dan organ seks, terdapat  empat   mulut pusat.  ubur-ubur memiliki tentakel pinggiran tepi. Ubur-ubur berenang dengan kontrak dan otot-otot. Kontraksi otot-otot mengencangkan bagian bawah. Hal ini akan memaksa air keluar melalui bagian bawah, dan mendorong ubur-ubur ke depan.  Relaksasi otot membuka untuk mempersiapkan diri untuk kontraksi lagi.  Pada  ubur-ubur dengan  berbentuk piring  ini dapat mengakibatkan gerakan dendeng, kontraksi kuat memberikan gerak kuat.
            Pada dinding  delapan   sensitif terhadap cahaya, dan delapan statocysts, yang membantu ubur-ubur mempertahankan diri.  Juga terkait dengan ini adalah lubang chemosensory, mungkin digunakan dalam mendeteksi makanan.  Organ indra terjadi dalam delapan kantong sekitar tepi bel, dan Di bawah dan sekitar mulut biasanya terdapat empat lengan lisan, pada  beberapa ubur-ubur raksasa, senjata-senjata oral mungkin diperbesar sebanyak 40 meter panjang,.  Ada juga renda kecil tentakel dari medusa.  Lengan lisan dan sel-sel penyengat yang disebut cnidocysit, terkenal yang digunakan baik untuk pertahanan dan untuk melumpuhkan mangsanya.
     3. Habitat
            Aurelia aurita hanya berhabitat  di perairan dangkal dan dalam di laut.
     4. Sistem organ
          a. Sistem pencernaan
            Pada Aurelia aurita sistem pencernaan makanannya bersistem gastrovaskuler. Dari tengah-tengah permukaan tubuh sebelah bawah (permukaan oral atau permukaan sub-umbrella) muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah yang disebut manubrium. Di ujung distal manubrium terdapat lubang mulut berjumlah empat, setiap sisi atau sudut mulut dilengkapi semacam juluran pita yang merentang panjang disebut tangan mulut. Aurelia aurita makanannya berupa zooplankton, udang-udang kecil, cacing, larva-larva insecta maupun telur-telur hewan lain yang bersama plankton. Zat lendir atau mukosa yang ada pada tubuhnya sangat membantu dalam pengumpulan hewan yang menjadi mangsanya. Bulu-bulu getar yang menghiasi rumbai tangan mulut cukup selektif dalam hal memilih makanan. Makanan yang telah terkumpul di bagian bawah tubuh akan disapu oleh flagella yang selanjutnya akan ditangkap tangan-tangan mulut untuk dimasukkan ke dalam mulut. Bahan makanan setelah masuk ke dalam perut kemudian melalui lorong manubrium akan ditampung di dalam perut untuk digarap oleh nematosit. Selanjutnya makanan itu dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh sel kelenjar sehingga makanan yang berupa protein, karbohidrat, lemak, dan zat kitin akan hancur. Partikel makanan yang telah dicerna akan disalurkan ke seluruh cabang saluran sistem gastrovaskuler dan sari-sarinya akan diserap oleh sel-sel nutritif dengan diedarkan oleh sel-sel pengembara atau sel amoeboid. Aurelia aurita akan menyimpan cadangan makanannya berupa butir-butir glikogen dalam sel-sel gastrodermalnya.
          b. Sistem respirasi
            Dalam hal respirasi, Aurelia aurita tidak mempunyai alat pernapasan khusus. Begitu pula dengan sistem ekskresi. Kedua proses tersebut dilakukan secara langsung melalui seluruh permukaan tubuh. Dalam hal ini sistem saluran air dan sistem saluran gastrovaskuler sangat membantu dalam memperlancar proses respirasi maupun ekskresi. Gas oksigen yang terlarut dalam air yang berada di dalam daerah eksternal secara difusi-osmosis akan masuk ke dalam lapisan epidermis maupun gastrodermis, tetapo sebaliknya gas karbondioksida yang terbentuk dari proses pernapasan juga akan dikeluarkan dari daerah intern secara difusi-osmosis. Begitu pula zat-zat sampah, terutama berupa zat-zat nitrogen yang merupakan sisa-sisa metabolisme akan dibuang secara langsung oleh sel-sel epidermis maupun gastrodermis ke dalam eksternal.
          c. Sistem ekskresi
            Pada Aurelia aurita mempunyai satu lubang bukaan dimana sebagai mulut dan sebagai tempat ekskresi, melalui lubang bukaan inilah Aurelia aurita mengeluarkan hasil ekskresinya.
          d. Sistem reproduksi
            Dalam bereproduksi, Aurelia aurita memiliki kelamin yang terpisah, berarti ada  Aurelia aurita jantan dan ada Aurelia aurita betina. Spermatozoid yang dikeluarkan oleh Aurelia aurita jantan lalu berenang-renang mencari tubuh Aurelia aurita betina. Bila telah bertemu akan masuk ke dalam tubuh melalui mulut selanjutnya sampai ke dalam enteron maka spermatozoid membuahi sel telur yang dihasilkan ovarium dan terbentuklah zigot dan dikeluarkan kembali melalui mulut. Setelah keluar dari dalam mulut, selanjutnya zygot akan berkembang menjadi larva yang berambut getar disebut planula. Kemudian planula mengembara untuk sementara waktu dan beristirahat mengikatkan diri pada suatu substrat yang berada di dasar laut untuk tumbuh menjadi polip baru yang disebut scyphistoma bentuknya seperti terompet dengan bagian cakram basal, batang tubuh, mulut, dan tentakel. Bila scyphistoma telah mencapai ukuran penuh (± 12 mm) maka akan membelah secara transversal sehingga terbentuk setumpukkan ruas-ruas yang masing-masing berbentuk seperti cakram, scyphistoma dalam fase demikian disebut strobila, sedang bentuk cangkram sebagai hasil pembelahan dinamakan ephyra. Selanjutnya ruas ephyra yang telah tua yaitu yang terletak di ujung strobila akan melepaskan diri dan berenang-renang bebas untuk hidup secara mandiri kemudian itulah yang disebut Aurelia aurita dewasa.
     5. Adapun klasifikasi Aurelia aurita yaitu:
                               Kingdom                          : Animalia
                               Pilum                    : Cnidaria
                               Class                     : Scyphozoa
                               Ordo                     : Decapoda
                               Family                  : Aureliae
                                Genus                  : Aurelia
                               Species                 : Aurelia aurita (Mukayat, 1989).
E. Kesimpulan dan Saran
     1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah organisme yang termasuk dalam phylum coelenterata contohnya Aurelia aurita (ubur-ubur) tubuhnya berbentuk seperti payung atau lonceng ukuran tubuhnya relatif besar. Polip Aurelia berukuran kurang lebih 5 mm, terikat pada suatu objek di dasar laut. Diameter tubuh biasanya berkisar antara 7,5 cm hingga 30 cm. Saluran pencernaan makanan ubur-ubur berupa gastrovaskular. Di tengah permukaan tubuh sebelah bawah muncullah semacam kerongkongan pendek menggantung ke bawah. Solenastrea sp adalah organisme yang termasuk dalam pylum coelenterata, hewan ini mempunyai banyak pori-pori pada tubuhnya dan mempunyai substrat. Adapun klasifikasi dari ubur-ubur (Aurelia aurita) dan Solenastrea sp adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi ubur-ubur (Aurelia aurita)
                                 Kingdom            : Animalia
                                 Pilum                  : Cnidaria
                                 Class                   : Scyphozoa
                                 Ordo                   : Decapoda
                                 Family                : Aureliae
                                 Genus                 : Aurelia
                                 Species               : Aurelia aurita (Mukayat, 1989).
b. Klasifikasi Solanastrea sp
                                 Kingdom            : Animalia
                                 Pilum                  : Coelenterata
                                 Class                   : Anthozoa
                                 Ordo                   : Zoantharia
                                 Family                : Scypisthomae
                                 Genus                 : Solanastrea
                                 Species               : Solanastrea sp (Mukayat, 1989).
2. Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan membawa lebih banyak spesimen agar organisme yang diamati lebih banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan yang masih segar agar kita bisa mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.




DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: UIN Alauddin Press, 2007.
Jasin, Maskoeri.  Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Jutje  S Lahay. Zoologi Invetebrata. Makassar: Universitas Negeri   Makassar, 2006.

3 comments: