## MOHON MENGKLIK SALAH SATU KONTEN IKLAN YANG MUNCUL DI BLOG KAMI SEBAGAI BENTUK DONASI PENGUJUNG YANG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MAINTENANCE BLOG KAMI ##

Friday 4 August 2017

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
EKOLOGI HEWAN
(ESTIMASI KELIMPAHAN POPULASI SERANGGA)
 









Disusun oleh:
       NAMA                :    LASINRANG ADITIA
       NIM                     :    60300112034
       KELAS               :    BIOLOGI A
       KELOMPOK     :    IV (Empat)

LABORATORIUM  BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014




LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul “Estimasi Kelimpahan Populasi Serangga” yang disusun oleh:

Nama              : Lasinrang Aditia
Nim                 : 60300112034
Kelas               : Biologi A
Kelmpok         : IV (empat)

            Telah diperiksa oleh Kordinator Asisten / Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata-Gowa,        Mei 2014

    Kordinator Asisten                                                                        Asisten




(Rusmadi Rukmana S.Si)                                                      (Megawati Bohari, S.Si)
                                                                                                       



Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab



(Suhaenni S.Si. M.Pd)




A. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu menerapkan metode CMRR (Capture, Mark, Release, Recapture Methode) untuk memperkirakan jumlah/cacah populasi serangga Belalang dan membandingkan hasil estimasi dengan rumus Schumacer-Eschemeyer.
B. Dasar Teori
Populasi ditafsirkan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik yang mendiami suatu ruangan khusus, yang memiliki berbagai karakteristik yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu (Soetjipta, 1992).
Walaupun istilah populasi itu dapat mencakup varietas atau kelompok lain yang mungkin saja merupakan satuan ekologi, populasi merupakan berbagai ciri khas tambahan yang berbeda dari dan ciri lainnya yang merupakan tambahan pada ciri umum individunya yang membentuk kelompok itu. Diantaranya ciri yang sama-sama dimiliki oleh populasi dan individu ialah kenyataan bahwa populasi mempunyai riwayat hidup sebagaimana tampak dari kenyataan bahwa populiasi tumbuh, mengkhususkan dan memelihara dirinya dan bahwa populasi memiliki susunan di struktur yang pasti yang dapat diberikan dalam hubungan yang sama seperti individu. Ciri kelompok mencakup berbagai corak seperti angka kelahiran/ laju berbiak angka kematian, struktur umur, dan stuktur sosial (Ewusie, 1990).
Pengetahuan tentang pertumbuhan dan pengaruh individu populasi merupakan dasar untuk memahami struktur dan dinamika ekologi. Semua spesies memiliki potensi tumbuh yang tinggi pada kondisi optimum. Jumlah kelahiran dan kematian mungkin berfluktasi secara luas sebagai respon terhadap pengaruh lingkungan yang berbeda, tetapi jumlah itu mendekati seimbang dalam waktu yang lama. Interaksi species seperti predasi, kompetisi dan herbivore akan mengatup naik turunnya pertumbuhan populasi. Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis (Naughhton, 1973).
Ada beberapa pola penyebaran yaitu menggerombol, acak dan tersebar. Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Di satu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karena lingkungan yang cocok. Misalnya perkawinan, di pihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Naughhton, 1973).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik. Kerapatan kasar adalah biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat (Hadisubroto, 1989).
Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menangkap, menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Hal yang pertama dilakukan adalah dengan menentukan tempat yang akan dilakukan estimasi, lalu menghitung dan mengidentifikasinya, dan hasil dapat dibuat dalam sistem daftar (Rochmatulloh, 2012).
C. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal            : Sabtu/17 Mei 2014
Waktu                     : 08.00-10.00 WITA
Tempat                   : Laboratorium Mikrobiologi Lantai II
                                 Fakultas Sains dan Teknologi
                                 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                             Samata-Gowa
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu alat tulis menulis dan jaring penangkap serangga.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu pilox sebagai penanda Belalang.
E. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.  Menangkap sejumlah belalang dengan menggunakan jaring.
2.  Menghitung jumlah belalang yang tertangkap lalu memberi tanda dengan pilox pada bagian caput, thorax, atau abdomen pada tiap belalang dan melepaskan kembali.
3.  Mengulangi langkah pertama dan menghitung jumlah belalang yang tertangkap baik yang telah diberi tanda dan tetangkap kembali maupun yang belum memiliki tanda.
4.  Memberi tanda pada belalang yang belum memiliki tanda dan melepaskannya kembali.
5.  Mengulangi percobaan tersebut sampai penagkapan  10 kali.
6.  Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
F. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut ini:
Sam-
pling
ke

C


M


M


R


CM


C(M)2


∑(CM)


MR


CM
  R

∑R


∑CM
  ∑R

R2
C
1
8
-
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
8
0
1
8
64
64
8
8
1
64
1
3
2
8
0
2
16
128
80
16
8
3
26,6
2
4
1
8
0
1
8
64
88
8
8
4
22
1
5
1
8
0
1
8
64
96
8
8
5
19,2
1
6
1
8
0
1
8
64
104
8
8
6
17,3
1
7
1
8
0
1
8
64
112
8
8
7
16
1
8
1
8
0
1
8
64
120
8
8
8
15
1
9
9
8
1
8
72
576
192
64
9
16
12
7,1
10
1
9
0
1
9
81
201
9
9
17
11,8
1
Jumlah
26
73
9
17
145
1169
1057
137
74
67
204
16,1

v Analisis Data
1. Rumus Schumacer-Eschemeyer
    N     =
                 =
                 = 1,95 …… ( )
      Variansi = 1/( S-1) { }
                          = 1/( 10-1) { }
                          = 1/9 x 2,88 – 308,2
                          = 0,32 - 308,2
                          =  -307,88…… (b)
        Standar Error   =
         =
         =
         =
         = 0,35

2. Rumus Peterson
N  =
=
=
= 8,22
3. Rumus Shenebet
N  =
=
= 62,2
G. Pembahasan
Adapun pembahasan pada percobaan ini adalah hewan sebagai komponen penyusun komunitas biotik dalam suatu ekosistem mempunyai peran dan fungsi penting untuk habitat dan lingkungan serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan adalah faktor-faktor di luar makhluk hidup yang berpengaruh langsung pada kemungkinan hewan untuk dapat bertahan hidup, tumbuh dan berkembangbiak. Di dalam habitatnya organisme sudah menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada sehingga mampu bertahan hidup, tumbuh dan berkembangbiak. Suatu komunitas terdiri dari berbagai kumpulan populasi yang saling berinteraksi satu sama lain.
Oleh karena itu, dalam komunitas berarti ada keanekaragaman jenis-jenis ynag terkumpul membentuk populasi dan saling berinteraksi antar populasi tersebut membentuk komunitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa di dalam komunitas salah satu ciri utama adalah adanya keanekaragaman jenis. Keanekaragaman jenis dari seluruh jumlah jenis di dalam komponen tropik atau dalam suatu komunitas secara keseluruhan ditentukan oleh jenis yang jarang, dominan, atau umum. Untuk mengetahui keanekaragaman suatu organisme maka kita harus mengetahui kemelimpahan suatu individu, dapat diketahui dengan menggunakan metode yaitu CMRR (Capture, Mark, Release, dan Recapture).
Metode CMRR dapat dilakukan melalui simulasi atau tiruan untuk menggantikan populasi suatu hewan yang dimaksud. Dengan pengambilan sampel yang akurat akan didapatkan besarnya populasi yang mendekati jumlah yang sebenarnya. Seperti yang dilakukan pada praktikum ini yaitu dengan menggunakan kancing genetika berwarna hitam dan putih dengan dua perlakuan yaitu metode tangan terbuka dan tangan tertutup.
Pada praktikum ini, dilakukan di area terbuka sekitar samata dengan cara mengkap belalang kemudian ditandai, setelah ditandai belalang tersebut dilepas kembali dan selanjutnya kita menangkap kembali belalang, ini dilakukan sebanyak 10 kali pengulangan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, estimasi kelimpahan populasi belalang dengan metode CMRR dengan 10 kali pengulangan diperoleh jumlah populasi belalang adalah 26 dengan jumlah belalang yang ditandai yaitu 9. Hasil analisis data dengan rumus Schumacer-Eschemeyer, diperoleh jumlah populasi (N) sebesar 1,95, variansi sebesar -307,88 dan standar error (SE) sebesar 0,35. Dari nilai standar error yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa data estimasi yang diperoleh baik dan valid karena standar error (SE) nilainya kecil. Hal tersebut terjadi karena belalang yang terambil merata dan konsisten. Dari nilai N dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi yang diperoleh lumayan besar. Sedangkan hasil dari rumus Peterson jumlah (N) sebesar 8,22 dan rumus Shenebet jumlah (N) sebesar 62,2.
H. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah percobaan estimasi kelimpahan populasi belalang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu metode CMRR (Capture, Mark, Release, dan Recapture). Perhitungan sebaran populasi yang diperoleh dapa diperoleh dengan menggunakan rumus rumus Schumacer-Eschemeyer, Peterson, dan Shenebet. Berdasarkan hasil analisis data, simulasi estimasi kelimpahan populasi belalang diperoleh jumlah populasi (N) sebesar 1,95, variansi sebesar -307,88 dan standar error (SE) sebesar 0,35. Sedangkan hasil dari rumus Peterson jumlah (N) sebesar 56,24 dan rumus Shenebet jumlah (N) sebesar 9,55. Untuk metode tangan tertutup diperoleh jumlah populasi (N) sebesar 18,03, variansi sebesar -62,72 dan standar error (SE) sebesar 0,47. Sedangkan hasil dari rumus Peterson jumlah (N) sebesar 8,22 dan rumus Shenebet jumlah (N) sebesar 62,2.

DAFTAR PUSTAKA
Ewusie, Yanney. Ekologi Tropika. Bandung: ITB Press, 1990.
Hadisubroto, Tisni.  Ekologi Dasar. Jakarta: DeptDikBud, 1989.
Naughhton. Ekologi Umum Edisi Ke 2. Yogyakarta: UGM Press, 1973.
Rochmatulloh, Adam. Blog Adam. “Laporan Simulasi Estimasi Populasi Hewan” http:// www.adamrocmatulloh.blogspot.com (19 Mei 2014).

Soetjipta. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jakarta: DeptDikBud DIKTI, 1992.

No comments: